q Fungsi à bahasa komunikasi massa à harus jelas dan mudah dibaca dengan
tingkat ukuran intelektual minimal. Menurut JS Badudu
(1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas di antaranya:
1.
Singkat, artinya bahasa
jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele.
2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu
menyampaikan informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5 wh, membuang kata-kata mubazir dan menerapkan
ekonomi kata.
3. Sederhana, memilih kalimat tunggal
dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat
yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan
pengungkapannya (bombastis)
4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik
mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan
menghindari bahasa yang berbunga-bunga .
5.
Menarik,
artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan
berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.
Terdapat empat prinsip retorika tekstual yang dikemukakan Leech, yaitu prinsip
prosesibilitas, prinsip kejelasan, prinsip ekonomi, dan prinsip
ekspresifitas.
- Prinsip prosesibilitas, menganjurkan agar teks disajikan sedemikian rupa sehingga mudah bagi pembaca untuk memahami pesan pada waktunya. Dalam proses memahami pesan penulis harus menentukan (a) bagaimana membagi pesan-pesan menjadi satuan; (b) bagaimana tingkat subordinasi dan seberapa pentingnya masing-masing satuan, dan (c) bagaimana mengurutkan satuan-satuan pesan itu. Ketiga macam itu harus saling berkaitan satu sama lain.
Penyusunan bahasa jurnalistik dalam surat kabar berbahasa Indonesia , yang menjadi fakta-fakta
harus cepat dipahami oleh pembaca dalam kondisi apa pun agar tidak melanggar
prinsip prosesibilitas ini. Bahasa jurnalistik Indonesia disusun dengan struktur
sintaksis yang penting mendahului struktur sintaksis yang tidak penting
Perhatikan
contoh berikut:
Pangdam VIII/Trikora Mayjen TNI Amir
Sembiring mengeluarkan perintah tembak di tempat, bila masyarakat yang membawa
senjata tajam, melawan serta tidak menuruti permintaan untuk menyerahkannya.
Jadi petugas akan meminta dengan baik. Namun jika bersikeras dan melawan,
terpaksa akan ditembak di tempat sesuai dengan prosedur (Kompas, 24/1/99 )
Contoh (1) terdiri dari dua kalimat,
yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua menerangkan
pesan kalimat pertama.
2.
Prinsip kejelasan, yaitu agar teks itu mudah dipahami.
Prinsip ini menganjurkan agar bahasa teks menghindari ketaksaan (ambiguity).
Teks yang tidak mengandung ketaksaan akan dengan mudah dan cepat dipahami.
Perhatikan Contoh:
(1)
Ketika mengendarai mobil dari
rumah menuju kantornya di kawasan Sudirman, seorang pegawai bank, Deysi Dasuki,
sempat tertegun mendengar berita radio. Radio swasta itu mengumumkan bahwa
kawasan Semanggi sudah penuh dengan mahasiswa dan suasananya sangat mencekam
(Republika, 24/11/98 )
(2)
Wahyudi menjelaskan, negara
rugi karena pembajak buku tidak membayar pajak penjualan (PPN) dan pajak
penghasilan (PPH). Juga
pengarang, karena mereka tidak menerima royalti atas karya ciptaannya. (Media Indonesia, 20/4/1997).
Contoh
(3) dan (4) tidak mengandung ketaksaan. Setiap pembaca akan menangkap pesan
yang sama atas teks di atas. Hal ini disebabkan teks tersebut dikonstruksi oleh
kata-kata yang mengandung kata harfiah, bukan kata-kata metaforis.
3.
Prinsip ekonomi. Prinsip agar teks itu
singkat tanpa harus merusak dan mereduksi pesan.
Ketua DPP PPP Drs. Zarkasih Noer menyatakan, segala bentuk dan usaha
untuk menghindari disintegrasi bangsa dari mana pun atau siapa pun perlu
disambut baik (Suara Pembaruan, 21/12/98
4.
Prinsip ekspresivitas. Prinsip ini dapat
pula disebut prinsip ikonisitas. Prinsip ini menganjurkan agar teks
dikonstruksi selaras dengan aspek-aspek pesan. Dalam wacana jurnalistik, pesan
bersifat kausalitas dipaparkan menurut struktur pesannya, yaitu sebab
dikemukakan terlebih dahulu baru dikemukakan akibatnya. Demikian pula bila ada
peristiwa yang terjadi berturut-turut, maka peristiwa yang terjadi lebih dulu
akan dipaparkan lebih dulu dan peristiwa yang terjadi kemudian dipaparkan
kemudian.
q
Dalam
situasi bangsa yang sedang kritis dan berada di persimpangan jalan, karena
adanya benturan ide maupun paham politik, diperlukan adanya dialog nasional.
“Dialog diperlukan untuk mengubur masa lalu, dan untuk start ke masa depan”. Tutur Prof. Dr. Nurcholis Madjid kepada
Kompas di kediamannya di Jakarta Rabu (23/12) (Kompas, 24/12/98).
Pada
contoh tampak bahwa kalimat pertama menyatakan sebab dan kalimat kedua
mendatangkan akibat.
Pemakaian Kata, Kalimat dan Alinea
Bahasa
jurnalistik juga mengikuti kaidah bahasa Indonesia baku. Namun pemakaian bahasa
jurnalistik lebih menekankan pada daya kekomunikatifannya. Para pembelajar BIPA
tingkat lanjut dapat mempotensikan penggunaan bahasa Indonesia ragam
jurnalistik dengan beberapa usaha.
1. Pemakaian kata-kata yang bernas.
Kata merupakan modal dasar dalam menulis. Semakin banyak kosakata yang dikuasai
seseorang, semakin banyak pula gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya.
Dalam
penggunaan kata, penulis yang menggunakan ragam BI Jurnalistik diperhadapkan
pada dua persoalan yaitu ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan
mempersoalkan apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga
tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca. Sedangkan kesesuaian mempersoalkan pemakaian kata yang tidak merusak
wacana.
2.
Penggunaan kalimat efektif.
Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
itu berlangsung sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang
disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si pembaca, persis apa yang
ditulis. Keefektifan kalimat ditunjang antara lain oleh keteraturan struktur
atau pola kalimat. Selain polanya harus benar, kalimat itu harus pula mempunyai
tenaga yang menarik.
3. Penggunaan alinea/paragraf yang
kompak. Alinea merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih
tinggi atau lebih luas dari kalimat. Setidaknya dalam satu alinea terdapat satu
gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas.
Pembuatan alinea bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan
memisahkan suatu tema dari tema yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar